top of page
Tulisan Kami: Blog2
Search
FPCI UII

Dampak Perang Dagang Korea Selatan dan Jepang bagi Indonesia

Updated: Apr 9, 2020


Dinda Ayu Bakta Salsabila

Student of International Relations, UII


Selain Amerika Serikat dan China yang sedang terlibat perang dagang , saat ini hubungan antara Jepang dan Korea Selatan mengalami ketegangan. Hubungan yang kurang baik antara kedua Negara ini sudah lama terjadi. Jepang dan Korea Selatan bersedia bertemu untuk membahas langkah Tokyo untuk membatasi ekspor produk vital teknologi ke negeri gingseng. Namun tidak banyak intensif politik untuk menyelesaikan perselihan terburuk kedua Negara non kapital ini yang terjadi di beberapa dekade terkahir. Hubungan buruk dimasa lampau menyulitkan perdana menteri Jepang Shin Zou Abe dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae In untuk mundur dalam pertikaian perdagangan yang mulai tumbuh. Moon Jae In telah memperingatkan para pemimpin bisnis di Seoul tentang perang berkepanjangan dengan Jepang. Sementara itu, agenda pemilu memberi Shin Zou insentif produk untuk menarik keluar kedua Negara dari pertarungan dagang .


Apa pemicu dari ketegangan yang terjadi antara Jepang dan Korea Selatan?

Hubungan yang kurang baik antara kedua Negara ini sudah lama terjadi. Semuanya berawal pada saat masa pendudukan atau penjajahan Jepang di Semenanjung Korea Selatan pada tahun 1910-1945 beberapa tahun silam. Pada saat ini banyak perempuan Korea Selatan yang dipaksa bekerja sebagai wanita penghibur untuk tentara militer Jepang atau pada saat itu disebut dengan Jugun Ianfu (Comfort Woman), selain itu banyak warga Korea Selatan yang dijadika pekerja paksa dibeberapa perusahaan Jepang. Terkait hal ini, sebenarnya Jepang sudah meminta maaf kepada Korea Selata. Dan kedua Negara ini juga sudah menandatangani perjanjian untuk memperbaiki hubungan diplomatik antara Jepang dan juga Korea Selatan pada tahun 1965. Kemudian, Jepang memberikan kompensasi untuk para perempuan yang mejadi korban perbudakan seksual pada saat itu. Tapi, ternyata Korea Selatan masih menganggap hal ini tidak setimpal dan masalah ini belum selesai pada tahun 1965 meskipun sudah dibentuk perjanjian. Kemudian Korea Selatan mengambil langkah dengan cara menyita asset milik perusahaan Jepang, salah satunya Nipon Steal yang bertanggung jawab atas kasus kerja paksa


Bagaimana respon dari kedua Negara tersebut?

Jepang tidak terima dan tidak tinggal diam. Puncak kemarahan Jepang terjadi pada tanggal 1 Juli 2019 bahwa Jepang membatasi ekspor tiga bahan kimia di Korea Selatan, yaitu Flourinated Polyimide, Resist, dan Hydogen Flouride. Pembatasan dilakukan dengan alasan tiga bahan kimia tersebut bisa saja digunakan oleh Korea Selatan untuk kepentingan militer. Dan untuk keamanan nasional, dibatasi tiga bahan kimia tersebut. Pembatasan bahan kimia tersebut sudah berlaku sejak 4 Juli lalu. Eksportir Jepang saat ini harus meminta izin setiap kali ingin megirimkan bahan kimia ke Korea Selatan dan proses ini memakan waktu 90 hari. Untuk tiga bahan kimia tersebut, Jepang merupakan produsen pertama bagi bahan-bahan kimia atau bahan-bahan berteknologi tinggi ini. Sementara bahan tersebut sangatlha penting bagi Korea Selatan untuk memproduksi Semi Kondraktor atau memori chip. Dan Jepang merupakan industri pertama di Korea Selatan. Bisa dibilang ini sangat mematikan Korea Selatan atau melumpuhkan Korea Sealatan. Artinya, perusahaan teknologi Korea Selatan seperi Samsung memasok sekitar 60% chip global dari pangsa pasar global akan kelimpungan mencari alternatif produsen lain dan ini tentu saja akn membuat pasokan chip global akan terhambat. Bahkan menurut dat terbaru dari dinas bea cukai Korea Sealatan ekspor Korea Selatan sealam 20 hari pertama pada bulan Juli sudah turun 14% dan sanagat berdampak bagi Korea Selatan, dan penjualan semi kondraktornya turun 30%. Jika pasokan chip global berkurang, maka harga chip akan lebih mahal, dan ujung-ujungnyatentu saja harga gadged yang sering kita gunakan baik handphone, televisi, laptop,dan lainnya juga bisa lebih mahal kerena itu menggunakan chip. Dan ini termasuk kabar buruk bagi perusahaan teknologi termasuk Amerika Serikat dan China seperti Apple dan Huawei dan termasuk perusahaan Jepang seperi Sonny dan Panasonic.selain membatasi Korea Selatan juga kemudian dihapus dari daftar Negara putih jepang. Ini meruapakan Negara-negara yang dianggap memiliki system control ekspor yang dapat dipercaya. Akhirnya inilah yang membuat bank sentral Korea Selatan memutuskan untuk memangkas suku bunga dan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Kemudian respon Korea Sealatan yaitu dengan tindakan sentiment atau anti produk Jepang mulai anti mobil Jepang yang artinya terdapat pom bensin di Korea Selatan menolakmengisi mobil Jepang begitu juga dengan bengkel yang ada di Korea Selatan. Dan warga Korea Selatan lebih sedikit membeli bir Jepang. Dilihat dari data salah satu peritel terbesar di Korea Selatan yaitu E-Mart mengatakan penjualan bir Jepang di Korea Selatan mngalami penuruan 30%. Kemuadian warga Korea Selatan mengurangi kunjungan wisatanya ke Jepang dan meolak menonton anime Jepang, salah satunya ada Anime yang dikatakan harus menerima kritikan pedas dari warga Korea Selatan akibat dampak dari adanya sentiment anti Jepang ini. Dan ironisnya, pada pekan lalu ada seorang pria Korea Selatan tewas karena membakar diri diluar kedutaan besar Jepang di Seoul. Ini merupakan tanda permusuhan terhadap Jepang. Sangat disayangkan sekali, dengan adanya konflik yang terjadi antar Jepang dengan Korea Seltan sampai ada yang bunuh diri dan ini tidak diharapkan tentunya. Dan kita akan menantikan semoga perseteruan antara Jepang dan Korea Sealatan tidak berlarut-larut seperti perang dagang antar Amerika Serikat dan China yang akan mempengaruhi perekonomian global.

Lalu, Apa dampak perang dagang yang terjadi antara Jepang dan Korea Selatan bgi Perekonomian Indonesia?

Pemerintah Indonesia harus lebih waspada terkait perang dagang yang terjadi antara Korea Selatan dan Jepang. Sebab, bagi Indonesia dampak perang Dagang Korea Selatan dan Jepang lebih buruk dibanding perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok.ketegangan politik antara Korea Selatan dan Jepang berbuntut pada hubungan antara kedua negara tersebut. Jepang dan Korea selatan telah membangun rantai produksi global dan nilai global. Sehingga secara ekonomi, Indonesia lebih terikat dengan Jepang daripada Tiongkok. Ditambah lagi, Jepang dan Korea Selatan lebih dekat secara geografis dengan Indonesia. Apalagi porsi investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) dari Jepang dan Korea Selatan di Indonesia termasuk besar. Meski demikian, ketegangan antara Jepang dan korea Selatan dipotensi akan cepat berakhir disbandingkan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Sebab, ketegangan dagang yang terjadi antara Korea Selatan dan Jepang disebabkan oleh masalah politik, bukan masalah perekonomian seperti yang terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Sebelumnya, perang dagang antara Korea Selatan dan Jepang berawal dari keputusan pengadilan Korea Selatan yang menghukum Nippon Steel dan Sumitomo Corp Jepang yang harus memberikan kompensasi kepada empat warga Korea Selatan atas kerja paksa mereka selama perang dunia ke II . Keputusan ini direspon Jepang sebagai sesuatu yang tidak terpikirkan yang mulai membatasi ekspor produk berteknologi tinggi ke perusahaan Korea Selatan. Reson Jepang, kepala kebijakan Korea Selatan mengatakan tidak akan mengesampingkan tindakan balasan langsung terhadap Jepang bila Tokyo menahan pembatasan ekspor bahan bahan berteknologi tinggi kepada perusahaan Korea Selatan dalam waktu lama. Yang lebih dikhawatirkan yaitu antara Jepang dan Korea Selatan. Terutama Jepang untuk perekonomian Indonesia yang sudah mandarah daging dari tahun 1970an sudah sangat signifikan pengaruhnya. Dan jika ini terjadi dalam waktu yang cukup intensif akan jauh labih buruk untuk negara Indonesia ketimbang negara-negara lain, memang China dan Amerika Serikat mempunyai peran yang cukup signifikan, tetapi Jepang sudah menjadi salah satu investor terbesar bagi Indonesia dan sudah mandarah daging untuk perekonomian Indonesia.


Bagaiamana antisipasi Pemerintah Indonesia terhadap permasalahan ini?

Pemerintah Indonesia sebenernya mengantisipasi dengan memperkuat perekonomian domestic, melakukan aksi-aksi regulasi dan debirokratisasi, mempercepat Foreign Direct Investment (FDI) masuk dan tidak hanya mengandalkan negara-negara tradisional.

33 views0 comments

Comments


bottom of page