Gufron Gozali
Student of International Relations, UII
Jumat 3 Januari 2020 Amerika berhasil menyingkirkan pemimpin pasukan Quds Iran Qassem Soleimani melalui serangan drone yang bertempat di Baghdad Iraq. Hal ini langsung direspon oleh Washington dengan mengatakan ini merupakan perintah langsung dari Presiden Trump yang menganggap bahwa Soleimani sebagai ancaman serius bagi Amerika karena berniat melakukan serangangan ke Amerika. Supreme Leader Iran yakni Ayatullah Ali Khamenei langsung mengutuk serangan ini dengan mengatakan bahwa akan melakukan balas dendam atas darah yang telah ditumpahkan oleh Amerika dan menganggap bahwa Soleimani sebagai Seorang Martir. Soleimani merupakan pemimpin satuan unit khusus Quds yang bertugas melakukan operasi militer yang dilakukan Iran di luar negeri seperti di Iraq, Yaman, Siria serta Lebanon. Dia dianggap sebagai seorang jendral yang sangat berjasa bagi Iran karena kontribusinya dalam menyebarkan pengaruh Iran di Timur Tengah. Inilah yang membuatnya memiliki kedudukang tinggi yang dianggap sebagai orang nomor 2 terpenting di Iran setelah Ayatullah Ali Khameneni.
Dua hari sebelum kejadian ini yakni pada Rabu 1 Januari 2020 terjadi penyerangan Kedubes Amerika di Baghdad, Iraq. Serangan ini dilakukan oleh milisi Syiah Iraq yakni Kataib Hizbullah yang dianggap Amerika didukung oleh Iran. Amerika menganggap bahwa Kataib mendapatkan pasokan persenjataan dari Iran yang dilakukan melalui satuan unit Korps Garda Revolusi Iran yakni Quds yang dipimpin Soleimani. Kondisi ini diperparah dengan latihan militer yang dilakukan oleh Iran, China, serta Russia pada tanggal dimulai pada 27 Desember 2019 selama empat hari yang bertempat di Teluk Oman yang menambah ketegangan di Timur Tengah serta dunia. Ketegangan kedua negara ini sebenanrya sudah terlihat saat Amerika dibawah Trump menarik diri dari JCPOA atau Joint Comperhensive Plan Of Action atau kesepakatan nuklir Iran yang isinya Iran harus mengurangi cadangan uraniumnya, serta menarik sanksi bagi Iran. Setelah kejadian ini muncul opini bahwa akan terjadi perang dunia ke 3 yang menjadi akhir daripada dunia. Dan serangan yang dilakukan Iran ke Amerika dengan menembak drone Amerika yang memasuki wilayah Iran.
Melihat dari situasai yang ada memang tidak mungkin perang dunia ke 3 akan terjadi hal ini dikarenakan pihak yang terlibat yakni Iran dan Amerika yang notabenen memiliki persenjataan serta militer yang kuat, serta peristiwa ini mirip seperti perang dunia pertama dimana Pangeran Franz Ferdinand yang merupakan Pangeran dari Kekaisaran Austria Hungaria dibunuh oleh seorang nasionalis dari Serbia pada 1914. Dan faktor lainnya adalah, ini merupakan momentum yang tepat bagi masyarakat Arab yang selama ini telah lelah dengan konflik yang ada, dan ingin mengakhirinya dengan melakukan perang total atau kiamat.
Jika melihat dari dari sisi ekonomi dampak yang dirasakan saat ini pertama kenaikan harga minyak bumi dengan rata-rata kenaikan sebesar 4-5%. Setelah terakhir pada September saat penyerangan terhadap fasilitas produksi minyak Arab Saudi yang dilakukan oleh kelompok pemberontak Houthi yang akibatnya terjadi kenaikan 15% tertinggi sejak 1998. Kedua, pada pembukaan perdagangan bursa Wall Street mengalami penuruanan sekitar 0,8% serta bursa lainnya yang berada di Asia juga mengalami hal yang sama, walaupun di akhir perdagangan bursa Wall street dapat meraih kenaikan. Dan dikhawatirkan untuk saat ini konflik akan meyebar ke negara-negara Arab lainnya dikarenakan faktor geografis yang ada, serta momentum ini bertepatan dengan. demonstrasi yang telah dilakukan beberapa bulan sebelumnya.
Namun, jika menelisik lebih dalam lagi peluang untuk terjadinya perang dunia ke 3 masih sangat jauh. Pertama, eskaliasi daripada konflik belumla pada tahap yang paling tinggi dalam hal ini belum melibatkan negara-negara yang memiliki pengaruh yang sama seperi Russia, China, Inggris, ataupun Prancis. Kedua, negara-negara lain telah merasakan serta mengetahui dampak dari perang dunia sebelumnya yang sangat mengerikan membuat mereka berpikir dua kali jika ingin melakukan hal yang sama. Ketiga, ini bisa jadi hanya cara atau dalam hal ini pengalihan isu bagi pemerintahan Hassan Rohani untuk meredam demonstrasi besar-besaran yang telah dilakukan sebelumnya yang menuntut agar dirinya turun dari jabatan Presiden yang salah satunya disebabkan oleh masalah ekonomi. Dengan adanya isu ini maka masyarakat akan lupa dengan isu sebelumnya dan dampaknya pemerintahan Rohanni akan tetap aman atau tidak akan digantika. Terakhir, menurut saya serangan yang dilakukan oleh Trump merupakan cara kampanye Trump dalam menghadapi pemilu Presiden berikutnya agar mendapat dukungan dari masyarakat Amerika seperti yang dilakukan oleh Bush yang terbukti efektif. Kesimpulannya perang dunia ke 3 dalam waktu dekat tidak akan terjadi.
Comments